Antara Jol, Hamburg dan Tottenham

Martin Jol dipecat Tottenham Hotspur bulan Oktober 2007. Alasannya, nggak berprestasi. Sekarang, meneer Belanda itu justru membawa Hamburg SV ke papan atas Bundesliga, bahkan sempat pula memimpin klasemen. Padahal Hamburg sudah sembilan tahun nggak pernah duduk di puncak klasemen Jerman.

Jol sebenarnya bukan pelatih ecek ecek. Walaupun juga belum sekelas Fabio Capello, Sir Alex Ferguson atau Jose Mourinho. Sewaktu ditarik ke Tottenham dulu, dia punya predikat pelatih terbaik Belanda dua tahun beruntun (bersama RKC Waalwijk). Jadi, katakanlah dia pelatih teratas untuk lapis dua Eropa. Dan harusnya bisa juga berprestasi di Tottenham karena klub London utara itu pun tim lapis dua Inggris. Continue reading “Antara Jol, Hamburg dan Tottenham”

Jadilah Tim Terburuk

Klub-klub Indonesia sulit dapat sponsor. Prestasi tak ada, kompetisi pun carut marut. Tidak gulung tikar dan masih bisa ikut tanding pun sudah untung.

Tapi jangan putus asa.

Mungkin klub Indonesia bisa belajar dari sebuah tim amatir Jerman, Germania Forchheim. Ini tim terparah yang pernah saya tahu. Dalam tujuh pertandingan awal musim ini, mereka sudah kebobolan 166 gol tanpa satu gol pun yang bisa dicetak. Mereka punya label “Tim terburuk Jerman”.

Si bos klub justru senang. Prestasi hancur justru dianggap bikin klub jadi terkenal. Kalah terus malah membuat orang jadi penasaran dan bisa mengundang sponsor.

Entah apakah klub itu sekarang sudah dapat sponsor atau belum. Andai saya pengusaha, saya tertarik menjadi sponsor mereka. Tapi tentu nilainya jangan terlalu besar. Kepopuleran tim itu karena kalah terus bisa menguntungkan buat sponsor. Sponsor bisa ikut terseret dikenal. Benar-benar sebuah anti tesis.

Tentu itu terjadi karena di Jerman. Saya nggak akan mau menjadi sponsor di Indonesia. Kompetisi di sini belum beres. Lalu, andai anda pengusaha, maukah mendukung tim Germania Forccheim?