Bukan Cuma Ole yang Bikin MU Anjlok

“Ole Gunnar Solskjaer” (kanan, depan) by joncandy is licensed under CC BY-SA 2.0

Manchester United (MU) dihajar Liverpool di Old Trafford, Minggu (24/10/2021). Skor 5-0 untuk Liverpool, rival abadi mereka di tanah Inggris, sudah pasti akan menjadi kenangan pahit keluarga besar Setan Merah yang bakal sulit dilupakan hingga bertahun-tahun ke depan. Kekalahan telak di rumah sendiri itu akan menjadi sebuah noda hitam di antara jejeran trofi juara dan kekuatan brand mereka.

MU seolah-olah menegaskan statusnya sebagai tim medioker, sebutan yang sejatinya sungguh sulit masuk ke dalam benak pada kurun 1993 sampai 2013. MU berubah begitu cepat dari tim langganan juara (di Liga Inggris saja 13 kali juara dalam 20 tahun –1993-2013) menjadi tim yang mudah sekali dikalahkan lawan –bahkan oleh tim kecil sekali pun.

Continue reading “Bukan Cuma Ole yang Bikin MU Anjlok”

Taiwan 0-3 Indonesia, Maunya STY Mulai Kelihatan

Pelatih Shin Tae-yong (STY) bertepuk tangan setelah Witan Sulaeman mencetak gol untuk kemenangan 3-0 Indonesia atas Taiwan (Indosiar/Vidio)

Indonesia lolos ke kualifikasi Piala Asia 2023 setelah mengalahkan Taiwan 5-1 secara agregat. Skuad Shin Tae-yong (STY) menang 2-1 di pertemuan pertama, dan 3-0 di leg kedua kemarin malam (11/10/2021). Meski seluruhnya berakhir dengan kemenangan, ada perbedaan yang kentara dalam dua kali permainan Indonesia.

Pada pertemuan pertama, pekan lalu, Indonesia tampil seadanya. Pola permainan pun tak begitu jelas. Contohnya, konsep wing back dan full back begitu membingungkan, minimal yang ditunjukkan oleh para pemain Indonesia dalam laga perdana di Stadion Buriram, Thailand.

Continue reading “Taiwan 0-3 Indonesia, Maunya STY Mulai Kelihatan”

Indonesia 2-1 Taiwan, Menang dengan Permainan Seadanya

Skor akhir 2-1 Indonesia atas Taiwan di Stadion Buriram, Thailand (7/10/2021) – (Indosiar/Vidio)

Tidak sedikit sebuah tim bisa menang dengan permainan seadanya. Bisa karena tim itu tak peduli pada cara main kecuali menang, baik direncanakan atau tidak. Pokoknya asal menang. Itulah kira-kira yang terjadi pada timnas Indonesia waktu mengalahkan Taiwan 2-1 di Stadion Chang Buriram, Thailand, tadi malam (7/10/2021).

Ini adalah kemenangan pertama Indonesia sejak 2018. Jadi, kalau dari kacamata umum, kemenangan dengan permainan seadanya ini menyenangkan dan penting untuk mental tim. Namun, lain lagi jika melihatnya dari sudut pakem bermain. Mengalahkan Taiwan adalah sebuah keharusan. Bukan cuma karena ini laga playoff 2 leg untuk lolos ke penyisihan Piala Asia 2023, tapi juga soal bagaimana Indonesia bisa punya skuad timnas yang tangguh dan main dengan baik.

Continue reading “Indonesia 2-1 Taiwan, Menang dengan Permainan Seadanya”

Kenapa takut bersaing sih

Ilustrasi persaingan (“Chip bug versus chip bug” by oskay is licensed under CC BY 2.0)

Dugaan main mata dalam sepak bola putra PON Papua 2021 yang sedang hangat digunjingkan warganet adalah keniscayaan. Hanya berisi tiga tim di sebuah grup penyisihan akan membuka kans main mata saat penentuan siapa yang bisa lolos sebagai juara dan runner-up grup. Maklum, dengan jumlah tim yang ganjil, pertandingan menentukan tak bisa dimainkan secara berbarengan.

Sejak mula, Grup C sepak bola putra PON Papua 2021 memicu kondisi persaingan tidak merata karena Bengkulu batal ikut serta dan dinyatakan WO. Untuk iklim sepak bola di Indonesia (mungkin juga olahraga lainnya), ini sungguh berbahaya berisiko. Pertandingan penentu nasib mungkin saja dilakukan dengan main mata.

Continue reading “Kenapa takut bersaing sih”