Beckham, Marilyn Monroe-nya lapangan hijau*

David Beckham adalah sepakbola dan seks. Bukankah dua barang itu paling laris di dunia?” –Stefan Szymanski – Profesor Sports Management Universitas Michigan, AS, dan penulis buku populer “Soccernomics”

David “Ted” Beckham dan Sandra Georgina pasti tak pernah menyangka bocah mungil buah hati mereka yang lahir di London, Inggris, 38 tahun lalu, akan menjadi sosok kosmopolitan terpopuler dari lapangan hijau di akhir abad 20 dan awal abad 21. David Robert Joseph Beckham, yang dikenal dengan David Beckham kini, adalah pemain sepakbola dengan profil paling tinggi di dunia. Ayah empat anak ini sekaligus duta besar olahraga, duta kemanusiaan, dan selebritis.

Di lapangan, Beckham mungkin tidak sehebat Pele, Maradona, Johan Cruyff, Franz Beckenbauer, Ronaldo da Lima, Zinedine Zidane, dan Lionel Messi. Beckham bukan “dewa”. Skillnya tidak terlampau istimewa. Tapi dia sangat berpengaruh bagi tim, teman, musuh, industri sepakbola dan pertunjukkan (showbiz). Mungkin Beckham adalah pemain pertama di dunia yang gerak geriknya selalu ditunggu pers. He is media and public darling

Lihatlah bagaimana eks Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, rela menginterupsi sidang kabinetnya saat mendapat kabar Beckham mengalami cedera patah tulang metatarsal di kaki kiri menjelang tampil di Piala Dunia 2002. Kapten Inggris itu disebut akan absen dan memperkecil kans Inggis di Korea-Jepang. Seluruh koran Inggris pun memasang gambar Beckham beserta kakinya yang cedera di halaman pertama. Ini menjadi sebuah gerakan moral di Inggris. Ahli medis terbaik di negeri itu bekerja sama menyembuhkan Beckham. Ajaib, Beckham pun pulih tepat waktu dan bisa memimpin Inggris di Piala Dunia 2002.

Pertama kali dunia mengenal Beckham adalah saat ia memperkuat Manchester United, salah satu klub dengan brand value paling tinggi di dunia. Di klub berjuluk “Setan Merah” inilah muncul istilah “Bend it Like Beckham”, sebuah kemampuan tendangan/bebas Beckham yang membuat bola bisa bergerak melengkung melewati pagar hidup pemain lawan. Istilah itu pula yang dijadikan judul film (2002) dengan bintang Keira Knightley.

Karir Beckham di MU sungguh gemilang. Ia tampil 265 kali, menjuarai Liga Inggris sebanyak enam kali, merajai Piala FA dua kali, mengangkat Piala Liga Champions sekali, dan Piala Intercontinental sekali. Di klub ini pula nama Beckham bukan sekadar magnit sepakbola, tetapi juga bintang iklan ternama dengan kontrak puluhan juta dolar per tahun.

Saat di MU, Beckham menjadi bintang iklan jenama (merek) ternama seperti Marks and Spencer, Pepsi, Motorola, Samsung, Gillette, Walt Disney, Yahoo!, dan lain-lain. Bahkan Adidas mengikatnya seumur hidup. Beckham juga menjadi orang bule pertama yang wajahnya muncul dalam papan iklan di Iran, kendati kemudian ditutup oleh kain hitam.

Setelah 12 tahun berada di MU, Beckham hijrah ke Spanyol dan memperkuat klub raksasa lainnya, Real Madrid. Proses perpindahannya ke Santiago Bernabeu pun menyimpan catatan panjang. Nyaris setiap hari sejak November 2002 selalu ada gossip kepindahannya ke Madrid. Hari ini diklaim, besok dibantah. Begitu seterusnya sampai akhirnya terwujud pada musim panas 2003. Mungkin inilah berita transfer paling menyita perhatian pers dan publik sepanjang sejarah industri sepakbola.

Kepindahannya ke Madrid juga menyisakan tanya dari publik. Apakah Beckham bisa bersinar di La Liga? Maklum, pemain Inggris kerap dinilai overrated dan sering gagal bila berkarir di luar negaranya. Kenyataannya, bintang Beckham justru makin benderang. Ia direkrut Madrid sebagai kebijakan jualan bintang dalam paket “Los Galacticos I” bersama Zidane, Ronaldo, dan Luis Figo. “Los Galacticos II” berisi Cristiano Ronaldo, Kaka, dan Karim Benzema. Sebagai perbandingan, menurut Bloomberg, penjualan kostum replika Galacticos pertama unggul 23% dibanding yuniornya. Kostum replika Beckham sendiri terjual lebih dari 1 juta unit atau 50% dari penjualan replika pemain Madrid lainnya.

Pengaruh Beckham ke Spanyol memang luar biasa. BBC mengatakan Universitas Terbuka Inggris kebanjiran peserta kursus bahasa Spanyol. Surat kabar The Daily Mirror bahkan menjadikan Beckham sebagai koresponden khusus yang langsung disambut dengan gugatan hukum dari berbagai media massa di Inggris kaena dianggap monopoli.

Di Spanyol pula per 1 Januari 2004 muncul “Beckham Law”, sebuah kebijakan pemerintah Spanyol untuk mengutip pajak dari ekspatriat asing yang menerima gaji besar. Sebelumnya, Beckham dan warga asing lainnya bebas dari pajak meski sudah tinggal bertahun-tahun di Spanyol.

Selepas juara La Liga 2006/2007, Beckham memutuskan hengkang. Kali ini, Amerika Serikat yang dituju dan memperkuat Los Angeles Galaxy untuk bermain di Major League Soccer (MLS). Berbagai media menyebutkan keputusan itu, seperti juga ke Madrid, dipengaruhi oleh sang istri Victoria Adams, bekas personil Spice Girls berjuluk Posh Spice, yang gandrung pada kehidupan glamor. Itu sebabnya Beckham dan keluarganya tinggal di kawasan elite dan mahal, Beverly Hills. Di sisi lain, Adidas juga dipercaya memainkan peran karena mereka sponsor apparel Madrid dan LA Galaxy.

Di negeri Paman Sam, awalnya Beckham sempat dipandang sebelah mata dan mengundang kritikan – terutama komitmennya terhadap Galaxy. Rekan-rekan setimnya, termasuk bintang timnas AS Landon Donovan, menduga Beckham hanya menjadikan Galaxy sebagai pintu masuk ke Hollywood. Namun Beckham menunjukkan bukti dengan dua kali juara MLS; 2011 dan 2012. Di masa ini, Beckham sempat dua kali (2009 dan 2010) membela AC Milan dengan status pinjaman sebagai alasan untuk menjaga kebugaran saat MLS libur kompetisi. Dan kembali, pemilihan Milan yang dikenal sebagai kota mode adalah buah pengaruh kuat dari Victoria.

Alexi Lalas, mantan kapten timnas AS dan manajer Galaxy saat Beckham tiba pertama kali, menilai Becks, sapaan akrab Beckham, memberi pengaruh besar pada perkembangan sepakbola di AS dan MLS. Di masanya, setiap stadion yang disambangi Galaxy selalu terisi penuh (sold out) hanya karena publik ingin melihat Beckham. Sebagai contoh, rerata penonton MLS per musim 2006 – sebelum Beckham tiba, 15.504 orang. Tahun 2012, meningkat 18.807.

Pada tahun pertama Beckham di Galaxy, pendapatan klub itu langsung naik 40%. Dan menurut biro riset olahraga dan hiburan, Navigate, Adidas diperkirakan sudah menjual 10 juta kostum replika Beckham.

Beckham pun bukan hanya berpengaruh pada prestasi, pemasaran, keuangan, serta citra tim dan MLS. Seperti halnya pajak di Spanyol, ia juga mengubah aturan main bagi pemain asing dan pembatasan gaji di MLS. Bila di Spanyol bernama “Beckham Law”, maka di MLS ada “Beckham Rule”. Yakni, membolehkan klub untuk merekrut hingga tiga “designated players” – pemain dengan bayaran melebihi pembatasan gaji (salary caps). Sebelum Beckham datang, klub tidak boleh melanggar batas itu. Beckham sendiri dibayar lebih dari 32,5 juta dolar selama lima tahun memperkuat Galaxy, belum termasuk bonus.

Senja kala Beckham akhirnya tiba. Per Januari 2013 lalu, ia hijrah ke Paris Saint Germain (PSG) dan menjadi pemain ke-400 di klub ibukota Prancis itu. Lagi-lagi, pengaruh kuat Victoria berada di balik keputusannya. Paris adalah salah satu pusat mode dunia nan glamor. Uniknya, di PSG, Beckham enggan menerima gaji. Seluruh bayaran dalam kontrak lima bulannya akan disumbangkan ke yayasan sosial.

Koran Daily Mail memperkirakan PSG akan mampu menjual 150 ribu kostum replika Beckham yang harga per unitnya sekitar 120 euro. Artinya dalam titik ini, Beckham telah mengumpulkan uang hingga 1 miliar pounds hanya dari komisi penjualan kostum replika dan juga sepatu Adidas. Sebuah pencapaian yang akan sulit ditandingi oleh para pemain di bawahnya dalam waktu dekat.

Paris pun menjadi penutup segala catatan dan pencapaian Beckham sebagai pemain. Namun, akhir karirnya pada Sabtu (18 Mei 2013) ditutup dengan gelar juara – sesuatu yang selalu ingin diwujudkannya sejak pertama kali berkarir sebagai pesepakbola. PSG berhasil diantarnya menjuarai Ligue 1 Prancis. Artinya, Prancis melengkapi catatan Beckham sebagai pemain Inggris pertama yang mampu juara liga di empat negara berbeda.

Unknya, akibat insiden di Prancis pula Beckham sempat menjadi cercaan publik dan pers kala Inggris tersingkir dari 16 Besar Piala Dunia 1998. Beckham dianggap sebagai biang keladi karena bertindak tidak sportif dengan menendang Diego Simeone (Argentina) yang melahirkan kartu merah. Namun itu semua hanya duri kecil karena Beckham tetap pemain pertama Inggris yang mampu mencetak gol di tiga edisi Piala Dunia.

Beckham juga pemain non kiper dengan jumlah penampilan terbanyak bersama timnas Inggris; 115 caps. Ia pun pemain pertama Inggris yang mampu mencatat 100 kali bermain di Liga Champions Eropa.

Beckham memang fenomenal. Di lapangan, koleganya menyebut dia sebagai profesionalis sejati. Selalu berlatih lebih lama dari rekan-rekan setimnya, disiplin, rendah hati nan membumi, dan sepi skandal. Para pelatih menyebutnya sebagai pemain besar, pria hebat, duta besar olahraga, dan panutan bagi para pemain muda.

Di dunia showbiz, Beckham adalah iklan dan citra berjalan. Bila Michael Jordan identik dengan sepatu Nike Air, maka Beckham merepresentasi banyak merek.Gaya rambutnya menjadi trend setter. Sisi maskulinitasnya dilengkapi dengan tato yang memenuhi tubuhnya.

Dia adalah Marilyn Monroe-nya sepakbola. Semua ingin menjadi Beckham. Ia menjual atletisme. Ia menjual sepakbola kepada para pria dan menjajakan citra seks kepada para wanita dan kaum gay,” begitulah Szymanski menyimpulkan Beckham.

Dan dunia, tak akan melihat lagi “bend it like Beckham”.

*Tulisan ini terbit di majalah Voice Plus edisi Juni 2013

5 thoughts on “Beckham, Marilyn Monroe-nya lapangan hijau*

  1. Beckham… suka pada situasi saat di MU bersitegang dengan Fergie lalu pada momen di Real Madrid bersama Capello, yang marah dan akhirnya memilih memainkannya pada momen momen akhir di Barnebeu…suka saat bisa triple winner di MU dan suka perjuangannya di timnas.
    keren lah ini orang. sampe saya beli kostum MU palsu di pasar, tapi tanpa no punggung 7
    hahaha.


    Gpp, ga semua orang bisa/mampu beli kostum asli kok :p – Hedi

    Like

  2. Wah ini ternyata tulisan Beckham itu.
    98 biang keladi Inggris tesingkir di Prancis dan jd musuh bersama rakyatnya, di 2002 kalau gak karena tendangan bebasnya ke Yunani, Inggris gak lolos ke Korea-Jepun.
    Makanya ketika Inggris kalah dari Brazil di 2002, sorot kamera betah amat ke Beckham yg lg nangis.

    Like

  3. Tendangan bebas melengkung merobek gawang Yunani dan Inggris lolos ke Piala Dunia 2002 langsung tanpa playoff. — Salah satu best Moment si Selebriti Lapangan Hijau ini. Keren mas tulisannya.

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.