Martin Jol dipecat Tottenham Hotspur bulan Oktober 2007. Alasannya, nggak berprestasi. Sekarang, meneer Belanda itu justru membawa Hamburg SV ke papan atas Bundesliga, bahkan sempat pula memimpin klasemen. Padahal Hamburg sudah sembilan tahun nggak pernah duduk di puncak klasemen Jerman.
Jol sebenarnya bukan pelatih ecek ecek. Walaupun juga belum sekelas Fabio Capello, Sir Alex Ferguson atau Jose Mourinho. Sewaktu ditarik ke Tottenham dulu, dia punya predikat pelatih terbaik Belanda dua tahun beruntun (bersama RKC Waalwijk). Jadi, katakanlah dia pelatih teratas untuk lapis dua Eropa. Dan harusnya bisa juga berprestasi di Tottenham karena klub London utara itu pun tim lapis dua Inggris.
Di Tottenham, catatan pelengkap daftar riwayat karirnya pun nggak jelek. Tottenham bisa duduk di nomor lima Liga Inggris sebanyak dua kali. Sebelum Jol datang, itu barang langka. Tapi setelah Jol pergi, Tottenham justru jadi juru kunci sementara.
Salahnya di mana?
Nggak ada yang mutlak, sih. Tottenham dan Jol sudah bagus, tapi masalahnya kelompok empat besar Liga Premier sedang on fire. Susah banget menggoyang Manchester United, Chelsea, Arsenal dan Liverpool.
Sementara tugas Jol di Jerman lebih ringan. Bayern Muenchen sedang peralihan tangan pelatih. Werder Bremen, Schalke atau Stuttgart juga turun naik. Intinya, peta perang nggak seketat Inggris. Padahal Jol sempat diprediksi nggak bisa apa-apa bersama Hamburg. Sebab pemain utama Hamburg, Rafael van der Vaart, dilego ke Real Madrid dan bek tengah Vincent Kompany dilepas ke Manchester City.
Jadi, Jol bakal juara bersama Hamburg?
Ya belum tentu juga. Kompetisi baru di awal. Apapun bisa terjadi. Tetapi, setidaknya Jol sudah bisa membuktikan pada Tottenham bahwa harusnya dia jangan dipecat. Kesabaran menunggu prestasi pelatih adalah tindakan berharga. Dan sekarang, Hamburg yang punya kesempatan mulia itu pada si meneer.
ah…dari waktu jadi coach Hotspur aku selalu terkesan dengan meneer satu ini….!!!
LikeLike
contoh mu ama arsenal yg menunggu prestasi dari AF dan AW….
LikeLike
Oalah,mas nih blog tentang bola ya. Sip deh baru tau. Ikutin perkembanan bola deh..Thx dan salam kenal
LikeLike
tottenham kehilangan bgt berba+keane
LikeLike
Wes pokoknya klub yang sabar membangun akan menuai hasil.
Dengan catatan pemainnya nggak pergi satu2. 😀
LikeLike
semua nama itu asing bagi saya, bahkan susah untuk mengingatnya. tapi ini bukan smata soal bal-balan kan? maka saya mencatat ini: “kesabaran menunggu prestasi pelatih adalah tindakan berharga.”
suwun, sam ideh!
LikeLike
oot : tks p hed.. dah post epl chart pas club ku @ the top *LOL*
LikeLike
Biasanya tim2 elit baru panas di pertengahan musim. Jadi awal-awal musim sama sekali tidak bisa dijadikan patokan penilaian.
LikeLike
wah, wah… nek sampeyan nulis dalam boso enggres iso dilirik wong eropa dadi pemandu bakat wasit ki…
LikeLike
eh, salah. kok pemandu bakat wasit?
maksude pemandu bakat pelatih…
LikeLike
The right man on the right place and time. Itu saja. Dulu ketika Martin Jol di Tottenham Hotspur, dia mungkin orang yang tepat. Tapi waktunya belum pas. Kini saatnya dia menunjukkan tajinya. Sam, sampeyan ngikutin liga Jerman dimana? Nonton TVRI ya?
LikeLike
@mas Puji: iya jaman kecil dulu di TVRI, sekarang kan ada streaming justin.tv dan sebagainya. 😛
LikeLike
oh…
untung sya bukan pendukung spurs.
LikeLike
iyah, dulu si jol dipuja2x, tp sempet jg dicela2x wkt ngga maenin robbie keane. Skrg kyknya bakal dipuja2x lagi di hamburg. Btw, denger hamburg sv koq ingetan gue slalu ke oleg blokhin ya. Kalo ga salah dia bukan sih striker yg rada botak dan jadi strikernya hamburg jaman 80-an. Lupa![:mrgreen:](https://s0.wp.com/wp-content/mu-plugins/wpcom-smileys/mrgreen.svg)
LikeLike